Frensia.id – Beredar! Seruan aksi penolakan tambak udang yang diduga merugikan masyarakat semakin ramai diperbincangkan.
Seruan tersebut berasal dari poster yang gencar disebarkan oleh anggota dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember.
Aksi ini diduga dipicu oleh polemik tambak udang ilegal di Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember.
Masalah tambak udang di Desa Kepanjen bukanlah isu baru. Dilansir dari berbagai sumber, polemik ini kembali memanas akibat limbah yang dihasilkan oleh tambak udang vaname tersebut.
Warga yang tergabung dalam kelompok Perjuangan Masyarakat Kepanjen (KPMK) menilai limbah dari tambak udang telah mencemari lingkungan, terutama laut yang menjadi sumber penghidupan nelayan setempat.
Tidak hanya mencemari lingkungan, tambak udang yang jumlahnya mencapai 26 unit tersebut juga disebut-sebut beroperasi tanpa izin yang sah. Kondisi ini semakin memicu keresahan warga, terutama para nelayan yang mengaku hasil tangkapan ikan mereka menurun drastis akibat pencemaran laut.
Berawal dari keluhan masyarakat tentang pencemaran limbah inilah, PMII Cabang Jember kemudian mengambil sikap tegas dengan menyerukan aksi penolakan terhadap tambak udang tersebut.
Dalam poster yang tersebar luas di media sosial, aksi akan digelar besok, 24/02/2025.
“Selamatkan Pesisir Jember Selatan”, bunyi tajuk dalam poster tersebut.
PMII Cabang Jember dalam seruannya menyatakan bahwa tujuan aksi ini adalah untuk menyelamatkan ekosistem laut dan lahan pertanian masyarakat Desa Kepanjen yang terdampak limbah tambak udang.
Mereka juga menilai bahwa keberadaan tambak udang ilegal tersebut telah merugikan ekonomi masyarakat lokal yang mayoritas menggantungkan hidup pada hasil laut dan pertanian.
Aksi ini direncanakan akan dimulai dari DW Universitas Jember dan dilanjutkan ke Kantor DPRD hingga Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Jember.
Titik kumpul para demonstran dipusatkan di depan Kampus UIN KHAS Jember.
Aksi yang diinisiasi oleh PMII ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih berperan aktif dalam menyuarakan kepentingan masyarakat.
Mereka tidak hanya bergerak atas nama organisasi, tetapi juga atas nama kepedulian terhadap kerusakan lingkungan dan keberlangsungan ekonomi masyarakat pesisir.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak pengelola tambak udang maupun pemerintah daerah terkait isu yang berkembang.
Namun, aksi yang direncanakan besok diperkirakan akan mendapat perhatian besar dari berbagai pihak, mengingat dampak lingkungan yang ditimbulkan cukup signifikan.