Frensia.id– Akhmad Rudi Masrukhin, dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam di Universitas Al-Falah As-Sunniyah, bertekad menyempurnakan teori motivasi integratif yang berfokus pada dorongan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Teori ini merupakan hasil peleburan antara pendekatan humanistik dalam psikologi Barat dan nilai-nilai profetik Islam, menciptakan perspektif yang lebih komprehensif dalam memahami motivasi manusia.
Dalam kajian akademiknya, Rudi menemukan bahwa teori motivasi Barat cenderung sekuler dan reduksionis, sehingga sering mengabaikan aspek spiritual. Sebaliknya, literatur keislaman yang ia pelajari menegaskan pentingnya spiritualitas dalam mencapai kebahagiaan dan keseimbangan hidup.
Oleh karena itu, ia mengusulkan teori motivasi profetik-humanistik sebagai sebuah pendekatan yang tidak hanya mengintegrasikan aspek psikologis dan humanistik, tetapi juga menjadikan nilai-nilai profetik sebagai fondasi utama dalam memahami bagaimana manusia terdorong untuk bertumbuh, berbuat, dan mencapai tujuan hidupnya.
“Gagasan profetik-humanistik sebagai sebuah teori motivasi yang tidak hanya mengintegrasikan aspek psikologis dan humanistik, tetapi juga menjadikan nilai-nilai profetik sebagai fondasi utama dalam memahami bagaimana manusia terdorong untuk bertumbuh, berbuat, dan mencapai tujuan hidupnya,” ungkapnya pada Frensia.id, /20/02/2025,
Selain pengaruh akademik dari institusi tempatnya menempuh pendidikan doktoral, latar belakangnya sebagai dosen di Universitas Al-Falah As-Sunniyah turut mendorongnya untuk merumuskan pendekatan baru dalam bimbingan dan konseling.
“Teori motivasi integratif saya ajukan sebagai proposal disertasi di bangku kuliah doktoral Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang, melalui bimbingan Dr. Blassius Boli Lasan, M.Pd., dan almarhum Prof. Dr. Andi Mappeare, M.Pd, selain itu, mengingat home base saya di kampus Islam, Universitas Al-Falah As-Sunniyah, Prodi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, saya merasa ada kebutuhan untuk mengonstruksi pendekatan humanistic counseling dengan nilai-nilai keislaman,” tuturnya.
Dalam praktiknya, teori ini tidak hanya menjadi bahan diskusi di kelas, tetapi juga diterapkan dalam berbagai institusi pendidikan.
Salah satu implementasinya adalah program Mini Survival Boarding Camp (MSBC), sebuah model bimbingan untuk anak usia dini yang mengintegrasikan teori motivasi profetik-humanistik. Program ini telah dikembangkan dalam bentuk modul yang mencakup landasan akademis, perencanaan, pelaksanaan, laporan, dan evaluasi.
Saat ini, Rudi sedang melakukan piloting riset pengembangan MSBC di tiga lembaga pendidikan sebagai bagian dari uji efektivitas sebelum diterapkan secara luas.
“Saya sedang melakukan piloting riset pengembangan MSBC di tiga lembaga pendidikan sebagai bagian dari pengujian efektivitas sebelum disosialisasikan lebih luas. Modul MSBC ini juga menjadi salah satu bentuk konkret dari pengembangan teori profetik-humanistik dalam dunia pendidikan,” terangnya.
Untuk menyempurnakan teori motivasi integratif ini, Rudi didukung oleh tim riset yang terdiri dari berbagai ahli, termasuk praktisi PAUD, ahli survival dan outbound kepanduan pra-sekolah, spesialis administrasi pendidikan, serta tenaga ahli dalam seni, senam profetik, pengembangan motorik anak usia dini, dan pemanfaatan alat permainan edukatif (APE).
Dengan kerja sama tim yang solid, diseminasi teori motivasi integratif dan program MBSC dilakukan melalui seminar, publikasi, dan kegiatan parenting di TK/PAUD.
Upaya ini mendapat dukungan dan antusiasme dari berbagai komunitas praktisi pendidikan seperti HIMPAUDI, IGTK, IGRA, dan IGTKI. Harapannya, melalui piloting riset dan pengembangan lebih lanjut, teori motivasi integratif profetik-humanistik ini dapat membantu meningkatkan kecerdasan sosial-emosional anak usia dini serta menjadi pendekatan aplikatif bagi para praktisi pendidikan dan bimbingan konseling dalam beberapa tahun ke depan.
“Mahasiswa tidak hanya diperkenalkan dengan teori-teori motivasi Barat seperti Maslow, Rogers, Deci & Ryan, tetapi juga diajak untuk melihat bagaimana nilai-nilai profetik dalam Islam dapat menjadi landasan dalam memahami motivasi dan pengembangan diri,” tegasnya.
Penulis : Imam Muhajir Dwi Putra