Letkol Perempuan Hebat Amerika Asal Indonesia, Di Negeri Sendiri Pernah Tertolak Karena Tinggi Badan

Minggu, 2 Februari 2025 - 18:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Letkol Perempuan Hebat Amerika Asal Indonesia, Di Negeri Sendiri Pernah Tertolak Karena Tinggi Badan (Sumber: Frensia Grafis)

Gambar Letkol Perempuan Hebat Amerika Asal Indonesia, Di Negeri Sendiri Pernah Tertolak Karena Tinggi Badan (Sumber: Frensia Grafis)

Frensia.id – Letnan Kolonel Rosita Baptiste mungkin tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan meniti karier gemilang di Angkatan Darat Amerika Serikat. Dengan tinggi badan hanya 149 cm, ia menyadari bahwa jika tetap tinggal di Indonesia, cita-citanya untuk menjadi tentara atau polisi mungkin tidak akan pernah terwujud.

Namun, jalan hidup membawanya ke tempat yang berbeda, dan kini ia menjadi seorang perwira tinggi di militer Amerika.

Sejak kecil, Rosita sudah memiliki impian besar. Ia ingin menjadi tentara, Polwan, atau jaksa. Namun, ketika masih tinggal di Indonesia, persyaratan tinggi badan menjadi penghalang besar.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ini akhirnya harus mengubur mimpinya dan mencari jalan lain. Ia sempat bekerja sebagai jurnalis di Warta Ekonomi sebelum akhirnya mengikuti suaminya pindah ke Amerika Serikat pada tahun 2000.

Di negeri barunya, Rosita tidak serta-merta langsung terjun ke dunia militer. Ia membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum akhirnya memberanikan diri mendaftar sebagai tentara. Upaya pertamanya tidak berjalan mulus karena ia gagal dalam ujian tertulis.

Baca Juga :  Prestasi Akademik menjadi Penilaian Utama, Ketua DPRD Jember Apresiasi Pelaksanaan SPMB SMA-SMKN 2025/2026

Namun, dengan tekad yang kuat, ia mencoba kembali dan akhirnya berhasil.

Bergabung dengan Angkatan Darat Amerika Serikat membuka peluang besar bagi Rosita. Kariernya terus menanjak hingga mencapai pangkat Letnan Kolonel. Selama bertugas, ia mendapatkan berbagai pengalaman berharga, termasuk saat ditugaskan ke Jerman, Irak, dan Kuwait.

Salah satu momen paling berkesan sekaligus mengerikan dalam hidupnya terjadi ketika ia bertugas di Irak. Saat itu, peluru musuh nyaris mengenai kepalanya. Pengalaman tersebut menjadi salah satu trauma terbesar yang pernah ia alami selama menjadi tentara.

Sebagai perwira, Rosita juga pernah memegang tanggung jawab besar. Ketika bertugas di Irak, ia dipercaya menjadi komandan peleton yang membawahi ratusan tentara.

Posisi ini membuktikan bahwa kemampuannya tidak hanya diakui, tetapi juga dihormati di lingkungan militer Amerika.

Meski kini telah meraih sukses, Rosita tidak bisa melupakan bagaimana ia harus menghadapi batasan tinggi badan di tanah kelahirannya. Baginya, syarat tinggi badan seharusnya tidak menjadi faktor utama dalam seleksi militer atau kepolisian.

Baca Juga :  Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal

Ia berpendapat bahwa yang lebih penting adalah kemampuan fisik dan kecerdasan seseorang dalam menghadapi tantangan.

“Kesimpulannya, tinggi badan itu tidak boleh menjadi syarat yang mengikat bagi kedinasan militer (Indonesia), melainkan kemampuan fisik dan daya kerja otak yang seharusnya lebih diutamakan,” kata Rosita kepada VOA Indonesia, 01/02/2025.

Pernyataan Rosita ini ditanggapi oleh beberapa tokoh di Indonesia. Salah satunya, Islah Bahrawi pengamat politik dalam negeri dalam akunya @islah_bahrawi. Ia setuju bahwa persyaratan tinggi badan seharusnya tidak menjadi penghalang bagi seseorang yang memiliki kemampuan luar biasa di bidang militer.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, fokus lebih diarahkan pada kompetensi individu daripada faktor fisik tertentu seperti tinggi badan.

“Mungkin Rosita ada benarnya”, petikan ciutnya di media X,02/02/2025.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Beda Pilihan Politik Disebut Khawarij? Begini Jawaban Gus Aab di Harlah Rijalul Ansor Jember
Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal
Tanggapan Fraksi PKB DPRD Jember tentang Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
PKB Jember Optimis Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Ekonomi Daerah
Komisi C DPRD Jember Genjot Penyelesaian Jalur Gumitir Dipercepat
Komisi C DPRD Jember Pastikan Kesiapan Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Jalur Gumitir Ditutup, Anggota DPRD Jatim: Dampaknya Tidak Seperti Sekarang Jika Pembangunan JLS Selesai
Wabup Mangkir Paripurna, Fraksi Nasdem: Harusnya Hadir Meski Tak Diundang

Baca Lainnya

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:20 WIB

Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal

Selasa, 19 Agustus 2025 - 13:52 WIB

Tanggapan Fraksi PKB DPRD Jember tentang Reaktivasi Bandara Notohadinegoro

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 10:53 WIB

PKB Jember Optimis Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Ekonomi Daerah

Jumat, 15 Agustus 2025 - 21:11 WIB

Komisi C DPRD Jember Genjot Penyelesaian Jalur Gumitir Dipercepat

Jumat, 15 Agustus 2025 - 11:14 WIB

Komisi C DPRD Jember Pastikan Kesiapan Reaktivasi Bandara Notohadinegoro

TERBARU

ilustrasi Gedung MK yang tampak retak, menggambarkan rapuhnya independensi lembaga penjaga konstitusi di tengah tekanan politik.

Opinia

“Jangan Menghantam DPR”: Retaknya Independensi MK

Jumat, 22 Agu 2025 - 10:40 WIB

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB