Frensia.id -Bertepatan dengan tangga 14 Februari 1871, K.H Hasyim As’ari lahir yang kelak menjadi pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama, Sosok kyai yang dikenal dengan Mbah Hasyim ini merupakan putra dari pasangangan Kia Asy’ari dan Nyai Halimah.
K.H Hasyim As’ari sebagai sosok yang alim dan selalu istiqomah dalam ibadah. Dalam keadaan apapun ia senantiasa berusaha tetap menjaga ibadahnya, khususnya dalam ibadah sholat. Beliau enggan untuk mewakilkan Imam sholat pada orang lain.
Dikisahkan dalam keadaan demam, kyai hasyim asy’ari tetap melangkahkan kakinya menuju masjid untuk menjadi Imam. Putra kyai hasyim yang melihat kondisi sang kyai, sangat khawatir dengan kesehatan sang kyai, tak jarang diantara putra sang kyai memintanya untuk mewakilkan tugas Imam itu pada orang lain.
Tentu sebagai orang tua, sang kyai senang dengan perhatian putra-putranya. Cuman apa boleh buat, sang kyai menolaknya. Sang kyai menjawab santun “Api neraka itu jauh lebih panas dri pada demamku ini”.
Sang kyai bangkit dari duduknya dan menuju masjid dalam keadaan dipapah. Tidak hanya itu, sang kyai juga pernah setelah pulang dari mengimami shalat, sang kyai tidak sadarkan diri. Adik perempuan sang kyai dengan nada penuh kasih syang bertanya “dimanakah yang terasa sakit kakak?”
Dengan nada sedih sang kyai menjawab ”Aku menangis bukan karena rasa sakit ku, bukan pula karena takut mati atau berat berpisah dengan famili. Aku merasa belum mempunyai amal shalih sedikit pun. Masih banyak perintah al-Qur’an yang belum aku kerjakan. Alangkah malunya saya menghadap Allah dengan tangan hampa, tidak mempunyai amal kebaikan sedikit pun, itulah yang membuat aku menangis.”
Masyaallah, itulah keteladanan kyai kita, guru kita, penutan kyai, maha guru ulama seantero nusantara, beliau Hadratus syekh KH. Hasyim Asy’ari. Sang kyai masih senantiasa merasa tidak memiliki amal kebaikan.
Lalu bagaimana dengan kita, yang tidak memiliki amal kebaikan tapi merasa sudah banyak baramal sholeh bahkan cenderung memandang hina ibadah orang lain.
Semoga kita diberikan kekuatan untuk senantiasa mencontoh keteladanan K.H. Hasyim Asy’ari.