Jurnalisme Profetik, Cara Muhammadiyah Hadapi Kekerasan Seksual

Minggu, 3 November 2024 - 09:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Jurnalisme Profetik, Cara Muhammadiyah Hadapi Kekerasan Seksual

(Sumber: Canva)

Gambar Jurnalisme Profetik, Cara Muhammadiyah Hadapi Kekerasan Seksual (Sumber: Canva)

Frensia.id- Jurnalisme profetik, cara unik Muhammadiya hadapi kekerasan seksual. Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Andhika Pamungkas dan timnya pada tahun 2023, berhasil mengungkap peran penting nilai-nilai jurnalisme profetik dalam strategi komunikasi publik yang diusung Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah).

Studi ini menggali bagaimana PP Muhammadiyah memanfaatkan prinsip-prinsip jurnalisme profetik dalam pembuatan siaran pers sebagai tanggapan atas Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) No. 30/2021, yang bertujuan untuk mencegah kekerasan seksual di perguruan tinggi.

Peraturan ini awalnya diterbitkan untuk mengatasi persoalan kekerasan seksual yang meresahkan, namun belakangan menuai kontroversi dari berbagai kalangan. Sebagian masyarakat khawatir bahwa aturan ini justru membuka ruang bagi perilaku seksual bebas di lingkungan kampus.

Situasi ini mendorong PP Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan untuk mengambil sikap, yang kemudian diwujudkan melalui siaran pers resmi.

Namun, apa yang membuat siaran pers ini menarik adalah pendekatannya yang berlandaskan nilai-nilai jurnalisme profetik, yakni prinsip yang menggabungkan etika keagamaan dengan standar profesional jurnalisme.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif ini fokus pada empat pilar utama jurnalisme profetik: siddiq (kebenaran), amanah (dapat dipercaya), tabligh (penyampaian), dan fathanah (kecerdasan).

Baca Juga :  Respon Tantangan Era Disrupsi, KOPRI PMII JATIM: Komitmen Jadikan Organisasi Perempuan Berbasis Data

Melalui wawancara mendalam dengan dua narasumber dari bidang jurnalisme dan hubungan masyarakat, tim peneliti mengkaji bagaimana keempat nilai ini diterapkan secara konkret dalam siaran pers PP Muhammadiyah.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa nilai siddiq atau kebenaran hadir dalam komitmen Muhammadiyah untuk menampilkan informasi yang akurat dan sesuai dengan fakta. Dalam pernyataan sikapnya, PP Muhammadiyah menekankan data serta argumen yang kokoh untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa menciptakan opini keliru di masyarakat.

Lebih dari itu, amanah atau kredibilitas menjadi landasan siaran pers ini dalam membangun kepercayaan masyarakat. Dengan tetap berpegang pada nilai amanah, PP Muhammadiyah mengedepankan transparansi dan konsistensi dalam menyuarakan pandangannya, sehingga masyarakat merasakan adanya integritas dalam komunikasi yang disampaikan.

Selain itu, nilai tabligh atau penyampaian yang benar diwujudkan dalam gaya komunikasi yang terukur, jelas, dan mudah dipahami, sehingga publik bisa mengerti inti pesan dengan cepat tanpa kehilangan esensi penting dari isu yang dibahas.

Baca Juga :  Kartini, Lentera Pendidikan Perempuan

Sementara itu, fathanah atau kecerdasan menjadi kunci bagi PP Muhammadiyah dalam menyikapi isu ini. Kecerdasan tersebut tercermin dalam cara mereka menangani masalah yang sensitif dengan bijak, tanpa memicu kontroversi yang lebih besar.

Penelitian ini memberikan perspektif segar tentang pentingnya menggabungkan prinsip etika dan keagamaan dalam komunikasi publik, khususnya ketika menyikapi kebijakan pemerintah yang berpotensi mempengaruhi nilai moral masyarakat.

Dengan mengedepankan nilai-nilai jurnalisme profetik, siaran pers PP Muhammadiyah bukan hanya menjadi sarana informasi, tetapi juga representasi tanggung jawab moral.

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis etika profetik dapat menjadi model komunikasi yang relevan di tengah tantangan moral yang semakin kompleks.

Dengan landasan nilai keagamaan yang kuat, PP Muhammadiyah berhasil menunjukkan peran aktifnya dalam wacana publik, tidak sekadar memberikan pandangan, tetapi juga menyuarakan advokasi moral yang dibutuhkan masyarakat.

Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi organisasi keagamaan dan institusi lainnya dalam menyampaikan pandangan secara etis dan bertanggung jawab di era yang penuh tantangan ini.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi
KH. M. Nazaruddin Umar Sebut PMII Berada di Persimpangan
Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember
Respon Tantangan Era Disrupsi, KOPRI PMII JATIM: Komitmen Jadikan Organisasi Perempuan Berbasis Data
Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi
Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ
PWI Jember Latih Humas SMA/SMK dan SLB Kuasai Teknik Jurnalistik
UM-PTKIN UIN KHAS Jember 2025, Siapkan Kuota 4.230 Mahasiswa Baru
Tag :

Baca Lainnya

Rabu, 28 Mei 2025 - 12:08 WIB

MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi

Sabtu, 24 Mei 2025 - 12:11 WIB

Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember

Kamis, 22 Mei 2025 - 21:07 WIB

Respon Tantangan Era Disrupsi, KOPRI PMII JATIM: Komitmen Jadikan Organisasi Perempuan Berbasis Data

Jumat, 16 Mei 2025 - 03:57 WIB

Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi

Jumat, 9 Mei 2025 - 18:10 WIB

Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ

TERBARU

Gambar Moh. Nor Afandi Ketua Umum Terpilih Munas Adapi (Grafis Frensia)

Educatia

MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi

Rabu, 28 Mei 2025 - 12:08 WIB