Buku Baru, “Perang Intelijen” Mengungak Historis Konflik Mata-Mata

Kamis, 14 November 2024 - 19:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Buku Baru,

Gambar Buku Baru, "Perang Intelijen" Mengungak Historis Konflik Mata-Mata (Sumber: Grafis/Imam)

Frensia.id- Buku baru, “Perang Intelijen”, karya Ivan Yulivan, Lukman Yudho Prakoso, dan Asep Iwa Soemantri, adalah jendela ke dalam dunia penuh misteri, intrik, dan strategi rahasia mata-mata yang kerap menentukan nasib suatu negara.

Buku yang terbit tahun 2024 ini, menelusuri jejak panjang mata-mata, dari masa lalu hingga era modern, dengan penceritaan yang memikat dan kaya akan nuansa emosional.

Narasi dimulai dengan memetakan perjalanan intelijen dari zaman kuno, ketika mata-mata menjadi pilar kekuasaan dan alat negosiasi dalam perang kerajaan, hingga peran yang lebih kompleks dan terorganisir di zaman modern.

Dalam bagian ini, pembaca dibawa menyelami kisah-kisah klasik yang penuh ketegangan, seperti operasi penyusupan yang menentukan pertempuran atau misi mata-mata yang mengguncang jalannya sejarah.

Setiap kisah menjadi pengingat bahwa di balik kemenangan besar atau kekalahan tragis, seringkali terdapat langkah-langkah tak terlihat dari para pelaku intelijen.

Buku ini kemudian bergeser ke era konflik yang menggetarkan dunia, menampilkan babak-babak kelam Perang Dunia dan Perang Dingin yang dipenuhi operasi rahasia.

Baca Juga :  Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember

Para penulis menggambarkan dengan cermat bagaimana intelijen menjadi garis depan dalam pertempuran tanpa batas, di mana taktik manipulasi, dezinformasi, dan spionase menjadi alat utama. Tensi antar negara, permainan ganda, dan pertarungan psikologis antara agen-agen rahasia menghadirkan momen yang membuat jantung berdegup kencang.

Para tokoh di balik layar, yang namanya jarang disebutkan di buku sejarah, hidup kembali dalam deskripsi tajam dan penuh empati, menampilkan beban moral, konflik batin, hingga risiko yang tak terbayangkan.

Sebagai bentuk refleksi dari masa lalu yang penuh intrik, buku ini juga merinci perubahan mendalam dalam metode dan teknologi yang digunakan oleh badan intelijen seiring berjalannya waktu.

Dari alat-alat pengawasan primitif hingga teknologi pengintaian canggih, pembaca diajak memahami bagaimana inovasi teknologi membawa intelijen ke level yang lebih modern dan multidimensi.

Para penulis secara rinci mengeksplorasi tantangan baru yang muncul dalam lanskap intelijen global, termasuk peran besar dunia maya dalam menciptakan ancaman baru: cyber warfare. Di era digital ini, di mana informasi bisa menjadi senjata mematikan, perang intelijen mendapatkan wajah baru yang lebih kompleks dan penuh risiko.

Baca Juga :  Kartini, Lentera Pendidikan Perempuan

Menatap masa depan, buku ini menawarkan perspektif kritis tentang bagaimana globalisasi dan teknologi canggih akan membentuk strategi intelijen di masa depan. Ancaman dunia maya dan pengawasan masif menjadi isu yang tak terhindarkan, mengundang perenungan tentang hak privasi, keamanan nasional, dan dilema etis yang melingkupi dunia modern.

Dengan gaya penulisan yang tajam dan informatif, buku ini menyeimbangkan fakta dengan narasi emosional yang memikat, menciptakan pengalaman membaca yang tidak hanya menggugah pikiran, tetapi juga perasaan.

Bagi para penggemar sejarah, pecinta intelijen, maupun pembaca awam yang ingin memahami kekuatan tersembunyi yang membentuk jalannya dunia, Perang Intelijen adalah bacaan yang tak boleh dilewatkan.

Buku ini membuka wawasan tentang pentingnya intelijen dalam menjaga keamanan dan kedaulatan, seraya mengajak kita merenungi bayang-bayang kekuatan yang terus bekerja dalam diam di balik layar panggung dunia.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

PB PMII Gelar Labour Hub, Bahas Ancaman TPPO Digital terhadap Gen Z
MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi
KH. M. Nazaruddin Umar Sebut PMII Berada di Persimpangan
Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember
Respon Tantangan Era Disrupsi, KOPRI PMII JATIM: Komitmen Jadikan Organisasi Perempuan Berbasis Data
Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi
Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ
PWI Jember Latih Humas SMA/SMK dan SLB Kuasai Teknik Jurnalistik
Tag :

Baca Lainnya

Selasa, 3 Juni 2025 - 19:24 WIB

PB PMII Gelar Labour Hub, Bahas Ancaman TPPO Digital terhadap Gen Z

Rabu, 28 Mei 2025 - 12:08 WIB

MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi

Sabtu, 24 Mei 2025 - 19:47 WIB

KH. M. Nazaruddin Umar Sebut PMII Berada di Persimpangan

Sabtu, 24 Mei 2025 - 12:11 WIB

Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember

Kamis, 22 Mei 2025 - 21:07 WIB

Respon Tantangan Era Disrupsi, KOPRI PMII JATIM: Komitmen Jadikan Organisasi Perempuan Berbasis Data

TERBARU

Religia

Ragam Ukuran Kemampuan Berqurban: Telaah Lintas Mazhab

Rabu, 4 Jun 2025 - 21:34 WIB

Sumber: Istimewa

Regionalia

Kasdam Brigjen TNI Minta Warga Jaga Hasil Pembangunan TMMD

Rabu, 4 Jun 2025 - 17:34 WIB

Gambar Garis Laras Pancasila dan Hudaibiyah: Jalan Damai Berbangsa (Sumber: Grafis Frensia)

Kolomiah

Garis Laras Pancasila dan Hudaibiyah: Jalan Damai Berbangsa

Senin, 2 Jun 2025 - 23:32 WIB

DPC PDIP Jember saat menggelar upacara (Sumber foto: Sigit)

Politia

Peringati Hari Pancasila, DPC PDIP Jember Gelar Upacara

Senin, 2 Jun 2025 - 07:00 WIB