Frensia.id – Bupati terpilih Kabupaten Jember, Gus Fawait, menunjukkan komitmennya dalam mengatasi persoalan vital ekonomi masyarakat. Ia memantau langsung kondisi Bandara Notohadinegoro pada pagi hari, 3 November 2024.
Langkah ini ia ambil setelah mendapat undangan dari Komisi VI DPR RI untuk membahas masa depan bandara yang saat ini dianggap berada dalam kondisi stagnan—”hidup enggak, mati tak mau.”
Informasi ini awalnya terungkap melalui unggahan di media sosial Siswono, anggota DPRD Jember dari Fraksi Gerindra, yang membagikan foto Gus Fawait saat berada di Bandara Notohadinegoro.
Dalam wawancara dengan Frensia.id, Siswono menjelaskan bahwa kedatangan Gus Fawait bertujuan untuk mengamati kondisi terkini bandara serta merumuskan rencana pengembangannya ke depan. Hasil analisis tersebut akan disampaikan dan dikoordinasikan dengan DPR RI.
“Itu karena memang ada sebuah terobosan permintaan dari Komisi VI DPR RI dalam hal ini Bapak Kawendra,” ujar Siswono.
Tidak hanya Kawendra Lukistian dari Fraksi Gerindra, perhatian pada pengembangan bandara ini juga datang dari anggota DPR RI lainnya, seperti H. Charles Meikyansah dari Fraksi NasDem dan Bambang Haryadi dari Fraksi Gerindra, serta beberapa anggota lain dari Daerah Pemilihan (Dapil) Lumajang-Jember.
“Tapi semangat semua keterwakilan DPR RI yang berangkat dari Dapil Lumajang-Jember. Bukan hanya Pak Kawendra, tapi semua anggota DPR RI ada semangat yang sama mulai Bapak Charles, Bapak Bambang Haryadi, juga yang lain-lain,” tambah Siswono.
Langkah revitalisasi Bandara Notohadinegoro dinilai sangat penting untuk memacu perkembangan ekonomi Jember.
Menurut Siswono, bandara ini sebenarnya memiliki potensi besar menjadi kebanggaan masyarakat Jember. Namun, kondisinya saat ini cukup memprihatinkan, terutama jika dibandingkan dengan perkembangan pesat Bandara Banyuwangi.
“Yaitu dalam rangka bagaimana menggiatkan kembali bandara yang selama ini hidup enggak, mati tak mau. Ini kan cukup memperhatikan. Padahal ini potensi awal menjadi sebuah kebanggaan masyarakat Kota Jember melalui pemerintah Kota Jember. Namun demikian, per detik ini kita kalah start jauh dengan Banyuwangi,” katanya.
Siswono menambahkan bahwa pengembangan bandara ini juga akan membawa dampak positif bagi sektor pariwisata, UMKM, dan bahkan fasilitas seperti lapangan golf satu-satunya di kawasan Tapal Kuda, yang nasibnya saat ini serupa dengan bandara.
“Karena ini memang bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi, ya perhotelan, UMKM nantinya, dan insya Allah lapangan golf yang juga sama nasibnya, hidup enggak, mati tak mau,” jelasnya.
Rencana pemulihan Bandara Jember meliputi pembukaan rute penerbangan baru, termasuk Bali-Jember dan Jember-Jakarta. Namun, kendala utama saat ini adalah pembebasan lahan, mengingat area bandara masih berada di bawah penguasaan PTPN I Regional 5.
Siswono menyebut bahwa Kawendra sudah memulai langkah hearing dengan beberapa maskapai untuk mengatasi persoalan ini.
“Bapak Kawendra sebagai keterwakilan dari DPR RI di Komisi VI, beliau sudah mencoba melakukan hearing dengan beberapa maskapai yang notabene ini adalah juga segera menyanggupi. Tinggal bagiannya goodwill pembahasan lahan, karena kita akan kendalanya di pembahasan lahan dulu, Mas. Ya bandara itu kan masih dikuasai, dimiliki HGU-nya oleh PTPN yang sekarang menjadi PTPN I Regional 5,” ujarnya.
Optimisme turut disampaikan Siswono, mengingat posisi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang kini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
“Kebetulan Prabowo sebagai Ketua Umum dan sekaligus sebagai Presiden Republik Indonesia, maka insya Allah upaya-upaya apa yang selama ini menjadi kendala di Jember, akan dapat terselesaikan,” pungkasnya.