Frensia.id – Gus Muhammad Fawait, yang sempat diterpa isu poligami saat kampanye, justru mencatat kemenangan telak di tiga kecamatan dengan partisipasi politik perempuan tertinggi di Pilbup Jember.
Bersama pasangannya, Djoko Susanto, Paslon 02 yang dikenal dengan julukan Gus Fawait-Djos ini meraih suara mayoritas, menjadikannya pemenang sementara Pilkada Jember tahun ini.
Meski menghadapi isu negatif, seperti tuduhan perselingkuhan dengan seorang influencer hingga dugaan memiliki lebih dari satu istri, dukungan kepada Gus Fawait ternyata tetap solid.
Bahkan, isu-isu tersebut yang sempat ramai diperbincangkan di media sosial tidak memengaruhi antusiasme para pemilih perempuan.
Mashur Imam dari Frensia Institute menyatakan bahwa secara teori, isu diskriminasi terhadap perempuan seharusnya menjadi penghalang perolehan suara Gus Fawait. Namun, data menunjukkan hasil yang sebaliknya.
“Menariknya, Gus Fawait justru unggul di tiga kecamatan dengan partisipasi politik perempuan tertinggi,” ujar Imam, 22/12/2024
Di Kecamatan Jombang, Gus Fawait mendulang suara fantastis dengan meraih 19.492 suara, atau 75,57% dari total suara sah. Yang lebih mencolok, tingkat partisipasi politik perempuan di kecamatan ini mencapai 70,2%, jauh di atas partisipasi laki-laki yang hanya 52,2%.
Hal serupa terjadi di Sukowono, di mana partisipasi perempuan mencapai 70,1%. Gus Fawait kembali unggul dengan 18.593 suara atau 61,03%, meninggalkan pesaingnya, Hendy-Firjaun, yang hanya memperoleh 11.108 suara atau 36,5%.
Sumberjambe menjadi kecamatan ketiga dengan angka partisipasi perempuan tinggi, yakni 68,6%. Di wilayah ini, Gus Fawait juga mencatat kemenangan besar dengan meraih 19.834 suara atau 66,39%.
Angka ini menempatkannya di posisi dominan, melampaui pasangan lain dengan selisih signifikan.
Fenomena ini, menurut Imam, menjadi bukti bahwa isu-isu gender yang diangkat selama kampanye tidak cukup kuat untuk menggoyahkan basis dukungan Gus Fawait.
Sebaliknya, keberhasilannya di wilayah dengan dominasi suara perempuan justru menunjukkan bahwa masyarakat perempuan di Jember tidak terpengaruh secara signifikan oleh isu-isu tersebut.
Dukungan dari tiga kecamatan ini memperkuat posisi Gus Fawait-Djos sebagai pemenang sementara di Pilbup Jember. Dengan partisipasi aktif perempuan yang tinggi, hasil ini sekaligus menjadi catatan penting tentang dinamika politik lokal, khususnya dalam kaitannya dengan persepsi gender dan preferensi pemilih perempuan.
Kini, kemenangan Gus Fawait menegaskan bagaimana isu personal belum tentu menjadi penghalang dalam politik lokal. Sebaliknya, hal ini menunjukkan betapa kompleksnya faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pemilih, khususnya dari kalangan perempuan, dalam menentukan pemimpin mereka.