Frensia.id – Bendahara Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Sainuddin, secara tegas mengkritik sikap Akhmad Muqowam yang dinilai tidak mencerminkan kedewasaan dalam menyikapi hasil Musyawarah Nasional (Munas) VII Ikatan Alumni PMII (IKA PMII).
Sainuddin menyebut polemik yang terjadi sebagai bukti “sikap kekanak-kanakan” yang berpotensi merusak citra organisasi di mata publik.
“Sebagai organisasi alumni dari gerakan mahasiswa besar, IKA PMII seharusnya menjadi teladan bagi kader muda. Tapi yang terjadi malah kegaduhan yang tidak pantas ditunjukkan senior,” ujar Sainuddin dalam keterangan resminya, Selasa (11/7).
Ia menilai langkah Muqowam mendatangi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) pascakeputusan Munas VII sebagai upaya mencari legitimasi di luar mekanisme internal organisasi.
Padahal, forum tertinggi tersebut telah menetapkan Fathan Subchi sebagai Ketua Umum IKA PMII periode 2024-2027, didampingi M. Nur Purnamasidi(Sekjen) dan Zaini Rahman (Bendahara Umum).
“Proses Munas sudah final. Jika ada keberatan, selesaikan sesuai aturan organisasi, bukan malah membawa masalah ke luar seolah mencari pembenaran,” tegas Sainuddin.
Menurutnya, sikap Muqowam tidak hanya mencederai prinsip demokrasi internal, tetapi juga berisiko memecah solidaritas alumni.
Ia mengingatkan bahwa IKA PMII memiliki tanggung jawab besar untuk mempertahankan reputasi PMII sebagai organisasi yang menjunjung tinggi musyawarah mufakat.
“Alumni seharusnya fokus pada pemberdayaan kader, bukan malah sibuk bertikai. Sumber daya kita besar, harusnya dimanfaatkan untuk hal produktif, bukan konflik yang merugikan semua pihak,” tambahnya.
Sainuddin juga menyoroti potensi dampak negatif dari polemik ini terhadap kader muda PMII.
Menurutnya, friksi di tubuh IKA PMII bisa menjadi contoh buruk bagi mahasiswa yang masih aktif.
“Junior akan meniru senior. Jika seniornya gaduh, bagaimana mereka bisa belajar tentang kedewasaan berorganisasi?” ucapnya.
Ia pun mengajak seluruh pihak menghormati keputusan Munas dan mendukung kepemimpinan baru.
“Sudah saatnya kita bersatu. Momentum ini harus jadi awal untuk memperkuat peran alumni dalam mendukung perjuangan PMII ke depan,” imbuh Bendum PB PMII.
Munas VII IKA PMII, yang digelar pekan lalu, diwarnai ketegangan setelah terjadi perbedaan pandangan mengenai validitas keputusan sidang.
Kendati demikian, panitia penyelenggara menegaskan seluruh proses berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Sebagai organisasi dengan puluhan ribu alumni tersebar di berbagai sektor strategis, IKA PMII diharapkan tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kebersamaan yang menjadi ciri khas PMII.