Faizal Assegaf Tuding Tempo Sebagai Preman Jurnalis Berbayar

Rabu, 17 April 2024 - 12:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Tuding Tempo (Sumber :Istimewa)

Gambar Tuding Tempo (Sumber :Istimewa)

Frensia.id- Faizal Assegaf menuding Tempo sebagai jurnalis preman berbayar. Hal demikian diungkapkannya setelah kemarin tempo mengangkat tema “obral gelar habib”.

Menurutnya, pemberitaan tersebut dianggap sebagai strategi politik media yang sudah usang. Bahkan ia anggap sebagai taktik pelayanan kepentungan zionis.

Tempo tampak menguliti penggunaan sebutan “habib” di Indonesia. Ia menduga tema tersebut berbauh politik uang. Hanya ditujukam untuk mendukung propaganda Zionis yang menargetkan warga keturunan di Indonesia.

Faizal menduga berita itu akan mendapat tanggapan positif dari Duta Besar Israel di Singapura. Sebab baginya, tema demikian hanya pengalihan isu saja. Tampak hanyan berupaya mengalihkan perhatian dari konflik antara Iran dan Israel serta situasi di Gaza.

Tempo mendulang faedah jelang konflik panas Republik Islam Iran dan Israel untuk mengalihkan pembantain di Gaza,” tulisnya di media X, @faizalassegaf tanggal 15/04/2024.

Tempo baginya tidak berimbang sebab terlalu menyudutkan habaib. Misalnya, sebelumnya, Tempo melakukan serangan brutal terhadap Habib Rizieq dengan judul-judul yang menunjukkan kebencian yang tidak rasional. Hal ini membuatnya dicap sebagai preman jurnalis berbayar.

Baca Juga :  Gaya Komunikasi Gibran, Dikaji Sejumlah Peneliti

Pembahasan terhadap gelar Habib dianggap tendensius dan tidak berimbang, hanya memfokuskan pada kasus-kasus individual yang melibatkan oknum. Padahal gelar habaib serupa dengan masalah yang melibatkan orang-orang dengan gelar Gus atau Kiyai yang terlibat dalam tindakan tidak senonoh atau korupsi.

Ketika seorang Gus atau Kiyai melakukan hal yang tidak senonoh, mereka sering kali disebut sebagai oknum beragama. Misalnya, Yahya Staquf, Ketua PBNU, yang bangga dipanggil Gus dan memiliki hubungan dekat dengan Zionis Israel, malah dianggap sebagai oknum dan diizinkan untuk mengenakan jubah agama secara bebas.

Tempo percaya bahwa kritik terhadap gelar Habib adalah hal yang perlu dilakukan tanpa memandang keturunan seseorang. Dalam konteks ini, hanyalah bagian kecil dari semangat yang sudah berlangsung ratusan tahun dalam kontestasi Habib.

Baca Juga :  Tepati Janji, Gus Fawait Mulai Kebut Perbaikan Jalan di Jember

Tempo sedang belajar untuk menjadi pionir dalam penentangan terhadap Habib dengan mendukung agenda Zionis, menggunakan sumber dana dari industri pers berbayar secara tidak adil, yang dianggap mirip dengan tindakan bandit dan penipu.

Bermodalkan fulus yang mengalir, jalur industri pers berbayar diupayakan secara curang. Tak beda dengan bandit dan penipu, tulisnya di media X.

Masalah oknum Kiyai, Gus, dan Habib yang berperilaku buruk harus ditangani, terutama di negara yang berlandaskan hukum di mana semua orang setara di mata hukum. Kritik terhadap Habib bukan berarti mendukung kejahatan Zionis.

Ia mendorong masyarakat sadar bahwa Habib, Kiyai, atau Gus bukanlah tingkatan kehormatan. Apalagi dilakukan dengan pikiran feodalistik. 

Tidak semua Habib, Kiyai, dan Gus bersikap buruk“, tulisnya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Sedot Air Muara Sungai Tanpa Ijin, DPRD Tinjau Dua Tambak di Pantai Payangan Jember
Gelar Sosialisasi 4 Pilar, Gus Rivqy Ajak Warga Jaga Nilai Kebangsaan
Gus Khozin Soroti Catatan Hitam Proses Demokrasi di Jember dan Dorong Revisi UU Pemilu
Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ
Banyak Keluhan Jalan Rusak, Gus Fawait Sebut 56 Ruas Sudah Mulai Dibenahi
Kabar Gembira Bagi Pengguna Motor Listrik, United E-Motor Hadir di Jember
Aksi Anarkis May Day, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Tengah: Itu Tak Mencerminkan Sikap Buruh
Demi Memajukan Banyuwangi Bersama, Bupati Ipuk Temui Ikawangi Pusat

Baca Lainnya

Minggu, 18 Mei 2025 - 17:56 WIB

Sedot Air Muara Sungai Tanpa Ijin, DPRD Tinjau Dua Tambak di Pantai Payangan Jember

Sabtu, 17 Mei 2025 - 11:00 WIB

Gelar Sosialisasi 4 Pilar, Gus Rivqy Ajak Warga Jaga Nilai Kebangsaan

Minggu, 11 Mei 2025 - 17:59 WIB

Gus Khozin Soroti Catatan Hitam Proses Demokrasi di Jember dan Dorong Revisi UU Pemilu

Jumat, 9 Mei 2025 - 18:10 WIB

Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ

Selasa, 6 Mei 2025 - 23:50 WIB

Banyak Keluhan Jalan Rusak, Gus Fawait Sebut 56 Ruas Sudah Mulai Dibenahi

TERBARU

ilustrasi ijazah sebagai produk lembaga pendidikan

Kolomiah

Legitimasi Sistem Pendidikan

Minggu, 18 Mei 2025 - 17:59 WIB

Educatia

Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi

Jumat, 16 Mei 2025 - 03:57 WIB