Frensia.id- Luqman sosok bijak yang terkenal dengan petuah-petuahnya. namanya diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai nama sebuah surat, yakni urutan ke-31, juz 21.
Beberapa ahli tafsir masih diliputi perdebatan apakah orang bijak ini adalah seorang nabi dan rasul atau bukan, yang jelas ia bukanlah salah satu dari deretan 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui.
Mengenai identitas sebenarnya, terdapat berbagai ragam yang mencoba mengulik dan membokar jati diri orang bijak ini.
Ibn Abbas berpendapat bahwa ia merupakan tukang kayu yang berasal dari Ethiopia. Dari segi postur tubuh ia bertubuh pendek dan mempunyai hidung yang mancung. Ada pula yang berpendapat, Luqman adalah seorang hakim pada era nabi Daud.
Dari berbagai ragam penafsiran yang mencoba untuk mengidentifikasi orang ini, sebetulnya mereka juga mempunyai garis kesepakatan yang sama, yaitu mengenai karakter bijak yang melekat. Oleh karena itu ia dikenal dengan sebutan Luqman Al-Hakim.
Lebih lanjut membahas mengenai identitas Luqman Al-Hakim, menarik untuk diperhatikan ternyata sosok yang dibalut ketidakpastian akan jati diri yang sebenarnya ini, mempunyai kesamaan dengan salah satu orang dari Yunani yang terkenal dengan kebijaksanaannya, Sokrates.
Berikut kesamaan-kesamaan dari dua orang ini yang memberi alasan untuk dipertimbangkan bahwasannya keduanya adalah satu orang yang sama.
Pertama, sama-sama dikenal sebagai orang bijak. Predikat Al-Haqim yang senantiasa disematkan pada nama Luqman, merupakan gelar karena beberapa nasihatnya mengandung makna yang luar biasa.
Salah satunya adalah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Surat Luqman, mengenai nasihat untuk berbakti kepada orang tua, balasan Allah atas perbuatan baik dan buruk, nasihat menjauhi kesombongan dan lain sebagainya.
Sosok Sokrates juga dikenal demikian, laki-laki dengan tampang kurang menarik ini menjalani hari-harinya dengan berkeliling di pasar-pasar dan tempat-tempat ramai sekedar untuk mengajak dialog penduduk Yunani yang ia temui.
Metode yang ia gunakan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan yang mampu menggiring pikiran seseorang untuk membuat jawabannya sendiri. Tema utama yang ia bahas adalah mengenai filsafat moral atau etika.
Caranya yang menarik untuk memanifestasikan kebijaksanaan inilah yang mendapatkan simpatik dari kalangan pemuda.
Kedua, keduanya sama-sama mempunyai orientasi monoteisme. Salah satu nasihat bijak dari Luqman Al-hakim adalah untuk menjauhi perbuatan syirik. Perihal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an yang artinya:
“Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kesaliman yang besar”. (QS.Luqman: 13).
Nasihat tersebut memberi indikasi bahwa salah satu materi yang menjadi perhatian Luqman adalah berkaitan dengan urgensi untuk menjaga kebersihan iman, dengan cara tidak mempersekutukan Allah.
Sokrates ketika berkeliling untuk bertemu orang-orang, ia juga mendialogkan kesalahan-kesalahan masyarakat Yunani yang percaya pada dewa-dewa di Olympus.
Akibat tindakannya ini, ia mesti dimusuhi dan mendapat tuduhan telah merusak moral pemuda, karena mengajak untuk tidak lagi meyakini kepercayaan yang telah diikuti oleh mayoritas orang secara turun-temurun.
Ketiga, kata Luqman dalam bahasa Arab mempunyai akar kata laqoma yang berarti menelan. Berangkat dari kata tersebut ada kemiripan dengan apa yang menimpa Sokrates.
Seperti yang dikenal secara populer, akibat tindakan Sokrates yang mempengaruhi pikiran-pikiran pemuda dan dinilai sesat, ia mendapatkan hukuman mati dengan cara menelan racun.
Nama Luqman yang berarti menelan dan kejadian yang dialami Sokrates di akhir hidupnya, mengindikasikan bahwa keduanya adalah satu orang yang sama.