Frensia.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta telah menyelesaikan rekapitulasi suara di tingkat kota untuk Pilkada Jakarta 2024. Hasilnya menunjukkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno unggul, membuka peluang memenangkan Pilkada dalam satu putaran.
Namun, Pilkada Jakarta kali ini menuai kontroversi tajam. Publik menyuarakan kekecewaan mendalam terhadap apa yang disebut sebagai “rekayasa” menuju dua putaran. Kanal YouTube Tempo menjadi ruang ekspresi warganet yang menilai bahwa langkah ini adalah upaya elite untuk mempertahankan kekuasaan.
Komentar dari @RobertsWidagdo menunjukkan dukungan terhadap perlawanan warga Jakarta terhadap dominasi politik tertentu, “Salut ama warga Jakarta yg berani memberikan perlawanan terhadap dominasi Mulyono & the genk.” Hal ini sejalan dengan komentar @ABDUH-nunu yang menyebut “KIM Plus penghalal segala cara penghianat sumpah jabatana,” memperlihatkan kemarahan publik terhadap praktik politik yang dianggap curang.
Warga Jakarta dipandang sebagai barometer demokrasi oleh beberapa netizen. Seperti yang disampaikan @wiliantoliong4047, “Jakarta selalu merupakan barometer demokrasi Indonesia,” menandakan keyakinan bahwa keputusan politik di ibu kota memiliki dampak nasional. Netizen @sandhikawirendr menyoroti tingkat pendidikan politik yang tinggi di Jakarta, yang menurutnya mengembalikan demokrasi pada jalur yang sehat.
Kekecewaan terhadap upaya untuk mengubah hasil Pilkada juga ditegaskan oleh @RISWANDI29B yang menyebut “Akal-akalan geng oligarki ingin dua putaran.” Warganet lain, seperti @Jooo877, menganggap fenomena ini sebagai bentuk konsolidasi perlawanan rakyat terhadap oligarki yang mencoba mendominasi.
Masyarakat Jakarta yang “cerdas” menurut banyak komentar, seperti @Kml472 yang berkata, “Jakarta cerdas, ngga bisa dikibuli,” menggarisbawahi bahwa suara rakyat tidak dapat dibeli atau dipermainkan. Ada pula yang menyatakan ketegasan seperti @NazarTobing yang menulis, “Dua putaran yang bener dua kecamatan, Pram-Dul tetap menang.”
Keberanian media seperti Tempo pun diapresiasi oleh warganet. @rudyharlan menulis, “Salut dgn keberanian Tempo,” menegaskan bahwa media masih memiliki peran penting dalam menjaga independensi demokrasi.
Secara keseluruhan, respons publik terhadap upaya menuju dua putaran ini menunjukkan kebangkitan kesadaran politik di Jakarta. Warga merasa perlu bersuara untuk melindungi integritas demokrasi, dan mereka menganggap bahwa apa yang terjadi adalah ujian besar terhadap keadilan sosial serta kejujuran politik di Indonesia.