Jelang Ramadhan, Kenali Budaya Konsumtif Masyarakat Indonesia saat Bulan Puasa

Rabu, 28 Februari 2024 - 02:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Free picture by Mark Dalton - Pexels

Free picture by Mark Dalton - Pexels

Frensia.id – Bulan Ramadhan adalah bulan yang memiliki nilai sakralitas tertentu bagi masyarakat Muslim di seluruh belahan dunia. Di Indonesia sendiri bulan ini sangat mempengaruhi pola pikir dan laku masyarakat, salah satunya adalah budaya konsumtif yang makin meningkat.

Penelitian Arif Hidayat (Institut Agama Islam Negeri Purwokerto) yang berjudul “Budaya Konsumen Bulan Ramadhan bagi Masyarakat Indonesia” mengungkapkan bahwa budaya konsumtif masyarakat Indonesia justru aneh saat menjelang bulan puasa. Pengeluaran rumah tangga seharusnya yang semakin sedikit sebab makan sehari hanya dua kali (buka dan sahur), justru pada saat demikian pengeluaran rumah tangga sontak banyak meningkat.

Baca Juga :  Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

Meskipun subtansi dari bulan suci ini adalah pahala yang dilipat gandakan, dan terealisasikan dengan amalan-amalan baik, namun pada faktanya banyak masyarakat Muslim Indonesia yang justru tidak memprioritaskan hal demikian. Kebanyakan dari mereka adalah memanfaatkan momen bulan ini sebagai waktu paling pas untuk mengkonsumsi hal-hal tertentu di atas kekuatan finansial mereka.

Pola hidup masyarakat Muslim Indonesia sendiri sontak berubah selama bulan ini, Arif mengatakan bahwa dalam keseharian mereka menahan makan banyak hal lain menjadi pelarian. Ruang-ruang hiburan dan pusat-pusat pembelanjaan cenderung ramai hingga menjelang sore hari

Baca Juga :  Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid

Peneliti asal IAIN Purwokerto ini menyimpulkan bahwa budaya konsumtif masyarakat Indonesia saat bulan Puasa tersusun atas beberapa sebab. Pertama, budaya konsumtif terbentuk dari seperangkat mitos dan ketakutan tertentu tentang kesehatan yang harus dipenuhi saat bulan Puasa.

Kedua, para pemilik modal (korporasi) banyak memberikan inovasi-inovasi menarik pada produknya sehingga banyak menarik konsumen. Ketiga yakni masyarakat Muslim Indonesia lambat laun semakin kehilangan subtansi (aspek batiniah) dalam menjalani ibadah di bulan Puasa. (*)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Membumi di Vietnam: Menerobos Jaringan Mafia Lobster
Ekonom Amerika Pernah Teliti Korupsi Kepala Daerah di Indonesia, Faktornya Suap Lebih Tinggi dari Gaji
Perkuat Integritas ASN, OJK Jatim dan Pemkab Jember Gelar Talkshow “Ayo Ngopi”
Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara
Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad
Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji
Pasca RDP dengan Komisi B DPRD Jember, Pemilik Kandang Ayam di Semboro Siap Lengkapi Seluruh Izin
Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

Baca Lainnya

Sabtu, 19 Juli 2025 - 11:35 WIB

Membumi di Vietnam: Menerobos Jaringan Mafia Lobster

Kamis, 10 Juli 2025 - 10:49 WIB

Ekonom Amerika Pernah Teliti Korupsi Kepala Daerah di Indonesia, Faktornya Suap Lebih Tinggi dari Gaji

Rabu, 2 Juli 2025 - 23:09 WIB

Perkuat Integritas ASN, OJK Jatim dan Pemkab Jember Gelar Talkshow “Ayo Ngopi”

Kamis, 26 Juni 2025 - 19:47 WIB

Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:44 WIB

Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad

TERBARU

Bupati Jember saat memaparkan Surat Edaran (Sumber foto: Sigit)

Educatia

Bupati Gus Fawait Keluarkan SE Anak Sekolah Belajar Secara WFH

Selasa, 29 Jul 2025 - 08:00 WIB

Owner Balad Grup, HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy bersama para mitranya (Sumber foto: istimewa)

Opinia

Melestarikan Jaringan

Jumat, 25 Jul 2025 - 13:57 WIB