Hakim Mogok Kerja Didengar, Kapan Giliran Guru Honorer?

Rabu, 9 Oktober 2024 - 20:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia. id – Gerakan moral ‘hakim mogok kerja’ mendapat perhatian dari negara. Dengan Cepat negara merespon dan menyikapi aksi yang mereka gerakkan, mewujudkan kesejahteraan yang diinginkan sejak lama. Melalui sambungan telepon, Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mengatakan setelah dirinya resmi menerima mandat akan memperbaiki gaji dan kesejahteraan hakim setelah belasan tahun jalan ditempat. Mengingat peran penting hakim dalam menjaga sistem peradilan yang adil dan tidak korup.

Namun demikian, ada pertanyaan besar yang harus menjadi perhatian negara, terkait gaji dan kesejahteraan guru honorer? Nasib mereka tampak jauh lebih menyedihkan. Dalam upaya memcerdaskan dan menyiapkan generasi bangsa yang melek pendidikan, para guru honorer adalah ujung tombaknya. Di pelosok negeri, mereka mengajar, kadang dengan fasilitas yang tak memadai serta tidak ada adanya kepastian negara atas kesejahteraannya.

Gaji yang mereka terima seringkali tidak sebanding jauh dengan jasanya yang begitu besar. Banyak guru honorer hanya menerima gaji di bawah UMR, tanpa jaminan kesehatan, alih-alih tunjangan layaknya profesi lain seperti hakim.

Beberapa hari ini terdapat fenomena yang menggambarkan mirisnya gaji guru honorer. Jangankan kesejahteraan, gaji yang diterima perbulannya tak cukup beli bensin atau membiayai hidup keluarganya.

Di kota Sukabumi, guru honorer yang dikabarkan sudah puluhan tahun mengajar, setiap usai mengajar guru yang akrab dipanggil pak Alvi menjadi seorang pemulung. Itu terpaksa Ia lalukan demi sambung hidup, sebab gaji gurunya jauh tak mencukupi. Selain itu, tengah viral di Banyuwangi, guru honorer yang memperlihatkan gajinya sebesar 200 ribu perbulannya.

Baca Juga :  Prabowo Enggan Jelek-Jelekkan Megawati, Akui Jasa Pemimpin Terdahulu

Realitas ini menimbulkan pertanyaan besar, apakah negara harus menunggu guru honorer melakukan mogok mengajar agar nasib mereka mendapatkan perhatian negara? Layaknya gerakan para hakim mogok kerja setelah belasan tahun gaji dan kesejahteraannya stagnan. Sedangkan kesejahteraan guru honorer lebih dari belasan tahun, negara tak merasa iba sedikitpun.

Kesejahteraan guru honorer seharusnya menjadi agenda prioritas negara, di tangan mereka masa depan generasi bangsa ini ditempa. Sayangnya, selama bertahun-tahun, pemerintah seolah menutup mata terhadap gaji, kesejahteraan dan kesulitan mereka.

Amat kontras antara reaksi negara yang sigap terhadap sikap mogok kerja hakim dan guru honorer. Pasalnya tidak hanya satu kali mereka turun ke jalan dan melakukan aksi mogok mengajar, namun naasnya tak tergupris sama sekali. Buktinya, hingga saat ini gaji dan kesejahteraannya tak kunjung terwujud.

Ada kesenjangan yang terlihat nyata, memang harus diakui hakim tidak bisa pungkiri memiliki peran penting sebagai gadar terdepan menjaga keadilan. Namum jangan lupa posisinya lebih baik dalam hierarki birokrasi. Mereka di gaji negara, tunjangannya tak luput difasilitasi.

Sementara, guru honorer seringkali dipandang sebelah mata, gaji seadanya dan tunjangan kesejahteraanpun bak hilal yang tak kunjung tiba. Padahal pekerjaan dan pengabdiannya untuk negeri ini tidak kalah pentingnya, membangun masyarakat berilmu dan beradab.

Baca Juga :  Tepati Janji, Gus Fawait Turun Langsung Ke Pasar Tanjung Jember

Jika pemerintah peduli dan ada niatan serius memperbaiki kualitas sumber daya manusia, mestinya negara tidak lupa meningkatkan kesejahteraan gaji honorer. Perlu disadari, guru honorer persis seperti hakim atau profesi lainnya, mereka juga punya keluarga yang harus mereka hidupi. Mereka sudah mati-matian mencerdaskan generasi bangsa ini, masak negara tidak merasa bersalah membiarkan mereka bekerja sampingan seperti mencari rongsokan.

Seperti hakim, mereka harus dengan sigap diperhatikan dan diprioritaskan. Sebagai guru yang tak henti-hentinya mencerdaskan bangsa, mereka tidak membutuhkan perhatian sesaat, melainkan sebuah kebijakan jangka panjang yang menjamin kelayakan hidup.

Bila hakim sudah mendapat ‘wahyu’ jawaban dari pemerintah dengan pesan yang terkesan istimewa, maka bersamaan itu juga guru honorer seharusnya mendapatkan jawaban yang sama. Aspirasinya dihargai, keluh kesahnya didengar dan kesejahteraannya direalisasikan.

Jika bukan mereka, siapa lagi yang peduli dengan generasi bangsa ini? Tidak mendapatkan gaji dan kesejahteraan saja mereka sudah ikhlas mengabdi? bagaimana jika mereka memperoleh semuanya.

Namun, masih menjadi pertanyaan yang meragukan, kapan giliran guru honorer mendapatkan perhatian serius dari negara? Haruskah, nunggu kiamat kurang dua hari ?*

*Moh. Wasik (Santri Dar Al Falasifah Institut)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

KH Said Aqil Sirajd Tak Sehebat Gus Dur, Kalah Hadapi Cawe-cawe Jokowi di NU
Dorong Pelaku Usaha untuk Salurkan CSR, DPRD Jatim: CSR Bisa Jadi Solusi Pengentas Kemiskinan
Tingkatkan Ketahanan Pangan, DPRD Jatim Berikan Bantuan Beras Kepada Masyarakat Kurang Mampu
Komik Keren! Diteliti dan Urai Keburukan Militerisme di Indonesia
Jurnalis Tempo Diteror, Dikirimi Paket Kepala Babi
Post Globalization Militarism: Kajian Interdisipliner tentang Hegemoni Ekonomi, Polarisasi Sosial, dan Tatanan Militerisme Dunia 
Catat Waktunya! BKN Edarkan Surat Pengangkatan PPPK Tahun ini
Jelang Lebaran, DPC PDI Perjuangan Distribusikan Parsel Ramadan

Baca Lainnya

Kamis, 3 April 2025 - 01:07 WIB

KH Said Aqil Sirajd Tak Sehebat Gus Dur, Kalah Hadapi Cawe-cawe Jokowi di NU

Kamis, 27 Maret 2025 - 13:22 WIB

Dorong Pelaku Usaha untuk Salurkan CSR, DPRD Jatim: CSR Bisa Jadi Solusi Pengentas Kemiskinan

Kamis, 27 Maret 2025 - 12:59 WIB

Tingkatkan Ketahanan Pangan, DPRD Jatim Berikan Bantuan Beras Kepada Masyarakat Kurang Mampu

Minggu, 23 Maret 2025 - 17:50 WIB

Komik Keren! Diteliti dan Urai Keburukan Militerisme di Indonesia

Jumat, 21 Maret 2025 - 07:01 WIB

Jurnalis Tempo Diteror, Dikirimi Paket Kepala Babi

TERBARU

Kolomiah

Di Liga Champions UEFA, Menang Justru Lebih Melelahkan

Kamis, 10 Apr 2025 - 18:09 WIB

Kolomiah

Belajar dari Arsenal dan Real Madrid

Rabu, 9 Apr 2025 - 14:01 WIB

Gambar Real Madrid: Sang Juara 15 UCL, Dipermalukan Arsenal! (Sumber: Grafis Frensia)

Sportia

Real Madrid: Sang Juara 15 UCL, Dipermalukan Arsenal!

Rabu, 9 Apr 2025 - 08:56 WIB

Religia

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?

Rabu, 9 Apr 2025 - 07:16 WIB